-->

Materi Daring SENI TARI 2020


MATERI DARING

MATA PELAJARAN SENI BUDAYA

KELAS XI IPA&IPS

SMA MATHLA’UL ANWAR BATUJAYA

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

 

1. Konsep Tari

Definisi tari telah diungkapkan oleh tokoh-tokoh tari, seperti Curt Sach, Hawkins, Kemaladevi, Corie Hartong, Soedarsono, B.P.A Soerjadiningrat, dan sebagainya. Curt Sacs yang mengatakan bahwa tari adalah gerak yang ritmis, Soedarsono mendefinisikan tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak yang ritmis dan indah, B.P.A Soerjadiningrat mengatakan gerak dari seluruh anggota tubuh/badan yang selaras dengan bunyi musik, diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan tari. Corrie Hartong mejelaskan tari adalah gerak yang diberi bentuk dan ritmis dari badan dalam ruang. Alma Hawkins yang mengatakan bahwa tari adalah ekspresi perasaan manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk oleh media gerak sehingga menjadi bentuk gerak simbolis sebagai ungkapan si penciptanya.
Marilah kita mengamati tari-tari di Indnesia dan Mancanegara, apakah definisi yang diungkpakan para tokoh sesuai dengan tari yang Anda amati?
Text Box: 1. Video Tari Tradisi
2. Video Tari Mancanegara
Berdasarkan hasil pengematan buatlah definisi tari menurut Anda:
……………………………………………………………………………….


a. Gerak Dalam Tari
Gerakan manusia berdasarkan fungsinya dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu gerak bekerja, gerak bermain dan gerak berkesenian (Amir Rochiatmo,1986). Gerak bekerja merupakan gerak yang dilakkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, sebagai contoh misalnya gerak menanam padi, memetik buah, mencuci, memulung, dan sebagainya. Gerak bermain, yaitu gerak yang dilakukan untuk kepentingan mempraktekkan ketrampilan-ketrampilan gerak sehari-hari yang didalamnya sering dipandang kurang berfaedah. Di dalam gerak bermain, jika melibatkan orang lain, fungsinya untuk menguatkan kesenangan bagi pelakuknya. Gerak berkesenian, gerak yang dilakukan untuk mengungkapkan pengalaman batin dan perasaan seseorang dengan harapan untuk mendapatkan tanggapan orang lain.
Sehubungan dengan gerak dalam tari, Thraves dan Wiiliamson (1993:1) menyatakan bahwa “These movement, necessary for living can be extended by reguler practice into another dimension. They can become a dance”. Dalam hal ini Thraves dan Williamson ingin menegaskan bahwa pada dasarnya tari berasal dari gerak yang dimiliki oleh manusia yang

dapat dikembangkan menjadi suatu tarian. Sesuai dengan pendapat tersebut, John Martin (1989: 8) menyatakan bahwa materi dasar dari tari adalah gerak.
Membedakan gerak tari dengan gerak lainnya maka dapat ditinjau dari beberapa fungsi gerak yang dihasilkan oleh tubuh manusia. Menurut fungsinya, gerak pada dasarnya dapat dibedakan antara gerak keseharian, gerak olah raga, gerak bermain, gerak bekerja dan gerak dalam berkesenian. Tari termasuk ke dalam gerak berkesenian, menurut Murgianto (1986: 22-23), gerak dalam kesenian termasuk gerak menari merupakan gerak yang dilakukan untuk mengungkapkan pengalaman batin dan perasaan seseorang dengan harapan untuk mendapat tanggapan orang lain.
Rusliana (1984: 6) menegaskan pula, dalam tari bukan merupakan gerak keseharian, melainkan ungkapan sikap dan gerak yang telah mengalami proses atau paduan dari sensabilitas, imajinatif, intelektualitas serta atas kesadaran nilai-nilai estetis. Demikian pula Soedarsono (1997 81-82) yang mengatakan bahwa gerak tari adalah gerak yang telah mengalami perombakan melalui proses distorsi atau stilasi sehingga menjadi suatu gerakan yang indah dan mampu menyentuh perasaan manusia. Menggiring pendapat tersebut, maka tari mempunyai substansi dasar gerak. Gerak memiliki ruang, tenaga dan waktu sehingga menjadi bermakna dan dapat dikomunikasikan melalui simbol-simbolnya.
Contoh:



Gambar 1.2 Gerak keseharian (Sumber: Dokumentasi Dinny, 2014)
Gambar 1.3 Gerak tari (Sumber: Dokumentasi Dinny, 2014)


Gambar 1.2 merupakan gerak keseharian yang dilakukan sesorang dengan tidak memperhatikan keindahan gerak, tenaga yang dilakukan ketika melakukan gerak, waktu yang dibutuhkan ketika melakukan gerak, serta ruang gerak yang dibutuhkan. Gerak keseharian adalah gerak yang biasa dilakukan pada kegiatan sehari-hari.
Gambar 1.1 dan 1.3 menggambarkan gerak yang dilakukan penari, gerak tersebut memiliki ruang karena tangan yang panjang dan ditekuk memiliki ruang yang berbeda, demikian pula kaki penari. Tenaga dibutuhkan penari ketika melakukan gerak yang agak membungkuk dan kaki yang menjadi tumpuan, demikian pula waktu yang dibutuhkan penari karena terkait dengan hitungan yang dilakukan. Banyaknya hitungan mentukan waktu yang dibutuhan dalam melakukan gerak.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa gerak secara umum terbagi menjadi dua yaitu: 1) gerak keseharian atau gerak yang dilakukan sehari-hari tanpa memiliki unsur ruang,

waktu dan tenaga, dan 2) gerak yang berirama, memiliki aturan dan berekspresi yang disebut dengan gerak tari.
Gerak pada tari memiliki pesan, tujuan atau makna yang ingin disampikan kepada penontonnya, namun apakah semua gerak tari memiliki makna? Gerak dalam tari terbagi menjadi: 1) gerak maknawi (gesture) yaitu gerak yang memiliki arti seperti gerak kupu-kupu terbang, gerak nelayan menjala ikan, gerak petani mencangkul, dan 2) gerak murni (gerak yang tidak memiliki makna). yaitu gerak yang diciptakan hanya untuk keindahannya saja, misalnya gerak-gerak yang terdapat dalam tari jaipongan dan gerakan yang dilakukan oleh para penari latar dan sebagainya.
Contoh:

Gambar 1.4 Gerak murni

Jika Anda telah paham tentang gerak sebagai elemen utama dalam dari, marilah kita lihat kembali deskripsi gerak dalam tari, bahwaa gerak dalam tari adalah gerak keseharian yang telah diberi sentuhan seni dan merupakan eksprasi jiwa manusia. Ada dua macam gerak di dalam tari, yaitu: 1) Gerak murni (pure movement), yaitu gerak yang diciptakan hanya untuk keindahannya saja, contohnya gerak-gerak dalam tari jaipongan, gerak sabetan (dalam tari Jawa), dan sebagainya. 2) Gerak maknawi (gesture), yaitu gerak yang mengandung arti, misalnya gerak menanam padi, burung terbang, ulap-ulap (dalam tari Jawa), gerak bermain, dan sebagainya.
Terdapat 2 fungsi gerak dalam tari yaitu: a) fungsi internal yaitu gerak gerak yang mempunyai makna bagi diri penari. Hal ini dapat dilihat dari fungsi gerakan tubuh bagi si penari, misalnya sebagai sarana ekspresi dalam mengungkapkan kegembiraan atau kesenangan, seperti berbagai macam tarian spontanitas pergaulan yang semata-mata sebagai partisipasi dalam kelompoknya. Bahkan ada pendapat tari dapat bermula dari cara-cara yang biasa dipakai manuasia untuk mengungkapkan emosi gerak keseharian.

Anak kecil bersenang-senang dengan ungkapan emosi gerak menari-nari, seseorang tiba- tiba takjub mendengar berita yang menghebohkan,dan sebagainya. Selain sebagai ungkapan kesenangan, fungsi gerakan dalam tari juga sebagai upaya terapi, yaitu sebagai sejenis penyembuhan untuk membantu dirinya agar memiliki kemampuan yang mendorong dirinya sendiri untuk mengatasi masalah di dalam kehidupannya, serta membantu seseorang untuk berkreasi dan berintegrasi dengan lingkungan sosialnya. Gerak tari sebagai bagian dari terapi tidak ditonjolkan sebagai “seni Pertunjukan” yang dapat dinikmati atau ditonton, tetapi lebih mementingkan arti terapi atau usaha membantu penyembuhan (Hadi, 2005); b) Fungsi eksternal, yaitu gerak tari yang dikategorikan sebagai peniruan dan ssimbol. Gerak tari peniruan sebagai ungkapan ekspresi orang/penari terhadap lingkungannya. Sebagai contoh misalnya, dalam tari berburu dari Papua, gerakannya menirukan binatang yang akan diburu, tari Merak gerakan-gerakanntya merirukan keindahan bulu dan kelincahan perilaku burung merak.






.    Unsur utama tari
Struktur gerak dalam tari meliputi beberapa aspek. Laban dalam Ann
 
Hutchinson (1989:
12) mendeskripsikan gerak menjadi beberapa bagian yaitu the body (bagian spesifik dari gerak, misalnya gerak bagian kepala, kaki, tangan, badan), space (ruang gerak, misalnya level, jarak/rentangan atau tingkatan gerak), time (waktu, misalnyai durasi gerak) dan dynamics (Kualitas atau tekstur gerak, misalnya gerak yang kuat, lemah, elastis, aksentuasi, penekanan). Telah dijelaskan sebelumnya bahwa gerak pada tari pada umumnya memiliki unsur ruang, waktu, dan tenaga. Unsur ruang ada yang disebut dengan body space atau ruang gerak yang dilakukan anggota badan, dan ruang area atau ruang untuk bergerak penari di dalam area. Unsur waktu di dalam gerak tari memiliki arti cepat dan lambatnya gerak yang dilakukan, baik berdasarkan hitungan, tempo, atau ritme. Unsur tenaga dalam tari terdiri dari
intensitas, fleksibilitas, dan kualitas.
Apabila gerak yang dilakukan tidak memiliki ruang, waktu, dan tenaga, maka tidak dapat disebut dengan gerak tari. Demikian pula apabila pada suatu bentuk tari tidak memiliki makna, pesan, tujuan serta keindahan tidak dapat disebut dengan tari.

a.         Ruang dalam Gerak Tari

Ruang menurut Wendy Slater (1993: 3-5) diperlukan manusia untuk melakukan gerak tubuhnya, sehingga semua gerak yang diungkapkan oleh manusia terbentuk sebagai akibat perpindahan tubuh atau anggota tubuh manusia dari suatu ruang ke ruang yang lain. Laban

(1992: 85) membagi ruang ada yang disebut dengan body space atau ruang gerak yang dilakukan anggota badan, dan langsung bersentuhan dengan tubuh si penari, adapun batas imajinasinya adalah batas yang paling jauh yang dapat dijangkau oleh tangan dan kakinya dalam keadaan di tempat, sedangkan ruang area atau ruang untuk bergerak penari di dalam area ruangan di luar tubuh yang dapat dimasuki apabila terjadi gerakan perpindahan tempat asal ke tempat lain.
Berikut perbedaan Body space (ruang gerak anggota tubuh) pada gambar 1 dan Body Area pada gambar 2.

Contoh:
Gambar 1.5. Gerak dengan body space
(Sumber: Dokumentasi Dinny, 2014)

Gambar 1.6 Space area
(Sumber: Dokumentasi Dinny, 2014)
Ruang gerak penari berupa area dapat dalam beberapa bentuk seperti panggung atau arena saja yang penting area tersebut memiliki batasan untuk menari.

b.        Waktu Dalam Gerak Tari

Tari merupakan suatu kalimat gerak yang mempunyai arti dan pesan untuk dikomunikasikan kepada orang lain. Sama halnya dengan suatu kalimat yang terdiri atas frase-frase, maka begitu pula dengan tari yaitu adanya frase gerak atau motif gerak. Masing- masing motif gerak dalam suatu kalimat gerak mempunyai panjang pendek yang berbeda atau cepat lambat yang dapat diukur dengan waktu.
Laban (1992:20) menerangkan jika seorang penari ingin menggerakkan tubuh ataupun bagian tubuhnya dan berpindah dari suatu ruang gerak ke ruang gerak yang lain, menurut Laban proses ini akan memerlukan waktu yang tergantung pada “ratio of speed” yaitu sejumlah waktu yang diperlukan penari untuk bergerak dan berkaitan dengan tempo gerakan yaitu panjang pendek atau cepat lambatnya suatu gerakan dilakukan. Smith (1982: 2) juga mengatakan bahwa gerak membutuhkan waktu dan waktu tersebut dapat bervariasi menurut durasinya. Dengan demikian tidak ada seorang pun yang dapat bergerak tanpa memerlukan waktu, sekalipun dalam keadaan istirahat atau berhenti sejenak, elemen waktu akan tetap mengukur saat berhenti tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka ruang – tenaga – waktu merupakan unsur yang saling terjalin dalam penataan gerak kaitannya dengan wujud atau bentuk tari.

c.         Tenaga dalam Gerak Tari

Tenaga dibutuhkan seseorang untuk menghasilkan gerak. Gerak dalam tari akan terlihat intensitas dan kualitas estetisnya apabila tenaga tersebut dikeluarkan sesuai dengan cara bagaimana tenaga itu sendiri disalurkan untuk menghasilkan gerak. Menurut Smith (1985:
61) tenagalah yang menjadi sumber (pangkal) penghasil gerak, dia akan terus berjalan dan berhenti, sehingga akan memberikan wujud penekanan dan pengendoran tenaga selama menari.

TUGAS :
1.      Mreangkum materi tersebut
2.      Carilah salah satu video contoh tari tersebut di youtube lalu kalian pelajari.
3.      Lalu utarakan pendapat kalian tentang tari tersebut di dalam buku tulis di kumpulkan ketika masuk sekolah.
 
Laban (1992: 19) menegaskan, The driving force of movement is the energy developed by a process of combustion within the organs of the body. Hal ini berarti tenaga merupakan  daya untuk dapat menghasilkan gerak dari suatu proses pembakaran di dalam tubuh. Melalui tenaga tersebut, maka gerak yang diungkapkan mempunyai dinamika, sehingga gerak akan mempunyai isi atau jiwa. Parani (1975: 2) menyebutkan pula bahwa aksen gerak yang berbeda dalam ikatan ruang – tenaga – waktu melahirkan gerak yang bervariasi dan menumbuhkan kesan dinamis dalam penataan gerak tari.


0 Response to "Materi Daring SENI TARI 2020"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel